Jasa Raharja Pastikan Korban Kecelakaan Bus di Subang Dapat Santunan

Suasana di TKP Kecelakaan Maut di Ciater, Kabupaten Subang yang Menewaskan 11 Orang Siswa dan Guru yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024)(Foto:net)


JAGATANTERO.COM, SERANGDirektur Operasional PT Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana memastikan para korban kecelakaan maut bus pariwisata Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Jalan Raya Ciater, Kampung Babakan Gunung, RT 22/05, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat akan mendapatkan santunan.

Seperti diketahui kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang, 12 orang luka berat dan 35 orang luka ringan itu terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam. Selain bus yang mengangkut rombongan siswa, kecelakaan itu juga melibatkan satu minibus dan dua sepeda motor.

"Seluruh korban, Jasa Raharja menyatakan terjamin dan Jasa Raharja akan memberikan santunan. Ada 11 orang meninggal dunia, 10 dari kendaraan bus siswa 1 pengendara sepeda motor," tegas Dewi di lokasi, Minggu (12/5/2024).

PT Jasa Raharja masih melakukan proses pendataan semua korban yang meninggal dan mengalami luka dalam kecelakaan maut tersebut. Sesuai aturan, korban jiwa akan mendapatkan santunan Rp50 juta, sedangkan korban luka maksimal akan mendapatkan maksimal Rp20 juta.

"Proses pendataan masih dilakukan ada yang sudah selesai ada yang sedang proses. Untuk yang meninggal dunia Rp 50 juta untuk yang luka-luka maksimal Rp20 juta," terang Dewi.

Sebelumnya, Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi membeberkan jumlah korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut mencapai 11 orang dari mulai siswa, guru dan warga. Sedangkan sisanya mengalami luka berat dan luka ringan.

"11 orang meninggal dunia, 12 luka berat, 35 luka ringan, itu dari penumpang bus," ucap Edwin.

Pihaknya menduga kecelakaan maut itu disebabkan tidak berfungsinya sistem pengereman. "Jadi berdasarkan saksi-saksi yang ada di TKP, kemudian beberapa keterangan penumpang bus, sepertinya ada kegagalan fungsi rem pada bus, yang menyebabkan bus tidak bisa dikuasai lagi oleh pengemudi bus," ungkapnya.

Edwin membeberkan, dugaan tidak berfungsinya sistem pengereman bus dengan nomor polisi AD-7524-OG itu dikuatkan dengan tidak ditemukannya bekas rem di jalan yang menurun tersebut. Namun, kata dia, untuk kepastian penyebabnya akan dilakukan penyelidikan.

"Di TKP tidak sama sekali kita temukan bekas rem atau jejak rem dari bus. Memang ada sedikit tanda-tanda gesekan ban, namun itu bukan sebuah tanda atau gambaran dari bentuk pengereman," tandas Edwin. (red)

Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Lebih baru Lebih lama
Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال