![]() |
Sebanyak 10 ribu massa buruh yang tergabung dalam KSPN dikabarkan akan gelar aksi unjuk rasa pada Minggu 1 Juni 2025.(Foto: Ilsutrasi) |
JAGATANTERO.COM, JAKARTA| Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK yang terjadi di berbagai bidang pekerjaan membuat Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) bergerak.
Sebanyak 10 ribu massa buruh yang tergabung dalam KSPN dikabarkan akan gelar aksi unjuk rasa pada Minggu 1 Juni 2025.
Aksi unjuk rasa yang diikuti puluhan ribu buruh ini kabarnya akan digelar di depan Istana Kepresidenan Jakarta.
Ketua Umum KSPN, Ristandi, dalam konferensi pers secara daring pada Jumat 30 Mei 2025, mengatakan, aksi demo tersebut akan diawali long march buruh dari kawasan Gambir menuju ke Patung Kuda dan berakhir di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Bahwa pada tanggal 1 Juni besok, hari Minggu, Insya Allah, KSPN akan melaksanakan aksi nasional yang akan dilaksanakan di depan Istana pada hari Minggu," ujar Ristandi.
Menurut Ristandi, sejak Januari hingga April 2025, sudah ada puluhan ribu pekerja terkena PHK.
“Data PHK dari awal Januari 2025 sampai April, itu data dari KSPN sendiri, kami kurang lebih sekitar 61.000 pekerja ter-PHK. Ini data kami dari KSPN," kata Ristandi.
Namun, kata dia, ada data berbeda dari asosiasi pengusaha, yakni kurang lebih 71.000 atau 73.000.
“Kemudian Kementerian Tenaga Kerja merilis PHK yang terjadi dari awal tahun 2025, hanya sekitar 26.000," kata Ristandi.
Sedangkan data dari BPJS Ketenagakerjaan hingga April 2025 tercatat sekitar 52.000 pekerja yang melakukan klaim jaminan hari tua (JHT) yang menjadi indikasi adanya PHK. Data dari BPJS Kesehatan itu jauh melampaui data PHK yang dilaporkan Kemenaker.
"Terlepas dari data-data yang berbeda itu bahwa fakta di lapangan, kawan-kawan sekalian, kami saya sendiri mengalami melihat banyak pengusaha-pengusaha, banyak manajemen, di mana ketika di perusahaan terjadi PHK itu PHK efisiensi, bahkan ada yang pabriknya tutup juga, mereka tidak mau, mereka keberatan untuk diekspos," pungkasnya. (*)
Tags
Nasional