Jagad advertising

Kisah Aminah dan Sartaja Tinggal di Gubug Reot, Kerap Dijanjikan Bantuan tapi Tak Kunjung Tiba

Rumah tidak layak huni milik pasutri warga pandeglang.(Istimewa)


JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Kisah perjuangan sepasang suami istri dipaksa oleh keadaan tinggal di sebuah gubug reot yang tampak sudah tak layak untuk dihuni. Pasutri lansia itu sudah puluhan tahun tinggal di rumah anyaman bambu lantaran tidak mampu untuk membangun rumah seperti yang dimiliki tetangganya. 

Dari pihak desa, kecamatan bahkan dinas sosial juga berkunjung ke rumah Sartaja dan Aminah, dengan membawa sembako dan kasur matras(09/2024).

Saat kunjungan juga para pemangku kebijakan itu berikan harapan kepada Sartaja dan Aminah untuk perbaikan rumahnya. Namun sampai sekarang tak kunjung datang.

Aminah (70) dan Sartaja (75)  warga kampung kadu kored Rt 01/01 Desa Karyawangi, Kecamatan Pulosari, Pandeglang dengan kondisi yang memprihatinkan.

Setiap hari kedua orang tua tersebut mencari nafkah sebagai buruh tani, dan buruh Emping.

Saat wartawan berkunjung dilokasi, kondisi gubug yang hanya berukuran kurang lebih 4x5 meter.

Atap rumah juga, menggunakan  terpal plastik sebagai penahan bocor dikala hujan, serta bilik bambu kerap terlihat kerusakan disetiap sudutnya, dan lantai tanah.

Saat dikonfirmasi, Aminah (70) dan Sartaja (75) mengaku  terpaksa hidup di gubug, tidak mampu untuk memikirkan memiliki rumah yang layak," bukan tidak memiliki keinginan memiliki rumah yang layak, tapi bagaimana pak, pengasilan kami hanya sebesar 40 ribu, itu juga hasil dari saya dan suami, kerja serabutan" jelas Aminah pada wartawan.

Aminah juga mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya, pekerjaan dirinya melakukan  buruh membuat emping," Alhamdulillah, terkadang ada tetangga yang menyuruh membuat emping dari biji melinjo bahkan ada juga dari kampung atau desa lain yang menyuruh juga," masih tutur Aminah

Masih menurut Aminah, hasil dari buruh emping , per liter hanya sebesar Rp. 5000 sampai 6000 tergantung musim," alhmdulillah saja pak..terkadang sehari ada 5 sampai 6 liter yang saya bikin, namun jika musim bisa lebih dari 6 liter saja pak,"  masih kata Aminah

Saat ditanyakan bantuan Aminah menuturkan jika, dari Pemerintah di Desa mendapatkan bantuan juga," yaa Alhamdulillah juga pak, saat yang lain mendapatkan bantuan kami juga mendapatkan bantuan seperti, beras dan juga dapat bantuan uang Rp. 600 ribu melalui barcode. Bahkan pada bulan September 2024," tuturnya.

Akhirnya Aminah juga meluapkan kekesalan hatinya," sudah lah pak, jika tidak punya sendiri mana mau pemerintah bangun rumah kami," pilunya.

Aminah dan Sartaja  sendiri memiliki 7 orang anak, ada yang sudah berumah tangga dan ada yang kerja sebagai Art di jakarta," anak saya sudah berumah tangga, tidak bisa berharap darinya, hanya saja anak yang kerja sebagai  Pembantu di kota lain sering mengirimkan namun tidak setiap bulan," ungkap Aminah, yang kerap dipanggil ma Nene oleh warga.

Saat ditanyai terkait bantuan Dinas sosial, Aminah juga mengatakan, " ada pak, datang kesini dengan pak camat berikan sembako dan lainnya pada bulan September dan katanya janji ingin membangun rumahnya, tapi sampai saat ini" jelas Aminah.

Saat wartawan mengkonfirmasi kebenaranya, Kepala Dinas Sosial, Wawan menjelaskan kepada wartawan melalui pesan WhatsApp," betul kami sempat ke rumah ibu tersebut, namun berkaitan dengan akan membangun rumah layak huninya bukan ada di kami pak, adanya di Dinas Perkim sekarang," singkatnya.(09/2024)

Rudy Cobra.


Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Lebih baru Lebih lama
Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال