Tradisi Bubur Syuro Masih jadi Kewajiban Warga Masyarakat di Bulan Muharam

Bubur Syuro adalah tradisi masyarakat tertentu untuk membuat dan membagikan bubur sebagai bentuk syukur dan kebersamaan. (Rc/Ist)


JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Bulan Muharam, bagi umat Islam selalu di penuhi kegiatan tradisi turun menurun bagi warga masyarakat Islam.

Bubur Syuro! Tradisi ini cukup unik dan menarik. Bubur Syuro adalah tradisi masyarakat tertentu untuk membuat dan membagikan bubur sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.

Bubur Syuro biasanya dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti beras, santan, dan rempah-rempah. Proses memasak bubur ini seringkali melibatkan banyak orang, sehingga menjadi ajang kebersamaan dan silaturahmi.

Tradisi ini memiliki makna yang mendalam, seperti Kebersamaan Bubur Syuro menjadi simbol kebersamaan dan kekeluargaan," yaa ini sudah tradisi turun menurun pak, dari saya kecil sampai punya anak, tradisi ini masih ada," ungkap Enok seorang ibu rumah tangga.

Tradisi ini sebagai bentuk syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan, membagikan bubur kepada orang lain sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang," kita sesama umat Islam diharuskan saling peduli dan kasih sayang sesama masyarakat," masih ucapnya.

Hal lain juga diungkapkan oleh Ruyani, sebagai tokoh agama dan sekaligus imam besar di kampung Kadu Kored Desa Karyawangi Kecamatan Pulosari Kabupaten Pandeglang Banten," sebetulnya ada makna yang sangat luar biasa di bulan Muharram ini, selain itu juga ada hari yang harus kita berpuasa, seperti hari Minggu ini dan Sabtu kemarin. Bahkan itu pahalanya yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT," ujarnya Minggu 06/07/2025.

Tradisi Bubur Syuro memang sangat indah dan patut dilestarikan, sehingga dari generasi ke generasi tak akan pudar. Dan merupakan ajaran tradisi dari ajarn Islam, untuk saling berbagi juga saling mengasihi.


(RC)

Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Lebih baru Lebih lama
Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال