![]() |
Para orangtua korban berkumpul untuk saling menguatkan di salah satu rumah orangtua korban pencabulan yang dilakukan SM, Sabtu 14/06/2025.(RC/Ist) |
JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Sedih, kecewa dan geram saat ini tengah merundung para orangtua dari 8 siswi SDIT Pandeglang, korban pencabulan. Mereka berkumpul di salah satu rumah orangtua korban untuk bermusyawarah langkah apa yang akan ditempuh ke depan, juga sekaligus saling memberikan motivasi penguatan mental atas peristiwa yang memukul batin para orangtua korban. Sabtu 14/06/2025.
DS, salah satu orangtua dari korban kepada Jagat Antero.com menceritakan kepedihan batin yang dialaminya setelah mengetahui anaknya menjadi korban nafsu binatang guru bejat.
Dirinya tak menyangka saat menerima telepon dari Seruni (nama samaran) anaknya yang memberitahukan alasan mengapa SM telah diberhentikan dari Sekolah, bahkan anak DS meminta agar dirinya tidak emosi dan marah ketika Seruni mengatakan iapun tak luput menjadi korban SM.
"Anak saya menelpon memberitahukan bahwa SM diberhentikan dari Sekolah oleh ketua Yayasan. Saya tanya kenapa?, kata anak saya karena Pelecehan Seksual. Seketika saya emosi setelah mendengar anak juga jadi korban, mendengar itu saya langsung ke Sekolah untuk meminta penjelasan dari Yayasan,"kata DS menceritakan.
Setiba di Sekolah, DS kemudian menemui Hendra untuk menanyakan kondisi Seruni, di sana, kata DS, anaknya tengah ditenangkan oleh guru bernama Iroh dan Ulem. DS mengaku sempat marah kepada Hendra lantaran amanah para orangtua yang menyekolahkan di Yayasan tersebut dihianati oleh oknum guru SM. Parahnya pelaku SM sudah memilik Istri yang sedang mengandung dan satu anak yang masih kecil dan tinggal di Yayasan tersebut.
"Saya sempat marah ke pak Hendra, saya tanya kenapa bisa terjadi, dan mengapa pihak Yayasan teledor?, Saya menitipkan anak saya Sekolah disini agar menjadi baik. Lalu pak Hendra cerita, dari cerita pak Hendra saya kaget ternyata korbannya bukan hanya anak saya, ada 7 anak lain yang juga jadi korban,"ujarnya.
Singkat Cerita, Lanjut DS kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oknum guru berinisial SM kini telah ditangani Unit PPA Polres Pandeglang, kata DS, saat ia bersama para orangtua korban melaporkan perbuatan pelaku ke Polres, DS sempat bertemu Ketua Yayasan Insan Atiqiya Al-Islamy, Namun ketika ingin didekati oleh para orangtua korban, ketua yayasan tampak seperti menghindar.
"Saya bersama para orangtua korban ingin menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah, sebab sewaktu bertemu di Polres ketua yayasan itu menghindar dari kami, tapi saya sempat mendengar ada keinginan dari pihak Yayasan untuk berdamai. Dengan alasan, Yayasan yang dirintis sejak 10 tahun lalu dengan biaya yang tidak sedikit tidak mau reputasinya hancur. Ketua yayasan tidak berpikir bahwa anak saya dan lainnya telah dihancurkan masa depan dan mentalnya oleh oknum guru yang dipekerjakan pihak Yayasan, dan itu tidak bisa diukur dengan uang,"ungkapnya.
DS beserta orangtua korban lainnya mengaku kecewa dengan sikap pemilik Yayasan yang tidak mengutamakan rasa peduli dan Empati kepada korban dan orangtua korban. Ia bersama para orangtua korban sepakat akan melaporkan Yayasan Insan Atiqiya Al-Islamy ke lembaga pendidikan yang berwenang menindaklanjuti atas peristiwa yang dialami para siswi dan santriwati korban SM.
"Rencananya Senin, kami sepakat akan melaporkan pihak Yayasan ke pihak yang berwenang,"kata DS menandaskan.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh R dari orang tua korban berinisial P, dirinya merasa tak terima anaknya diperlakukan cabul oleh oknum guru SM.
"Kami menyekolahkan anak di yayasan tersebut, agar anak menjadi kebanggaan orang tua. Namun apa hasilnya, malah anak kami dibuat trauma, dan ini aib bagi kami,"ujar R ungkapkan kekesalannya.
"Kami bekerja siang malam demi masa depan anak saya. Namun apa yang kami dapat pak, malah trauma anak dan malu,"imbuhnya.
Peristiwa memilukan itu telah menggores luka di hati orangtua para korban, mengingat semua korban masih di bawah umur. Kepercayaan orangtua terhadap Yayasan tempat anak mereka menimba ilmu kini telah sirna, bahkan, akibat dari perbuatan oknum guru cabul tersebut, 8 orang tua korban kini akan melakukan penuntutan kepada pihak Yayasan Insan Atiqiya Al-Islamy..
"kami akan minta pertanggungjawaban dari pihak sekolah tentang masalah ini. karena kurangnya pengawasan tersebut menjadi hal itu terjadi,"tutup R dengan kedua matanya yang berkaca tampak tengah menahan sedih, pedih dan kecewa. (RC/Red)