![]() |
Warga teluk, pandeglang tengah membantu mengotong peti mati berisi jasad ABK KM Cempaka Sari yang ditemukan tewas di pesisir laut Kalianda Lampung pada Minggu 14/09/2025. (Foto/RC/Istimewa) |
JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Dugaan tertabraknya kapal nelayan KM. Cempaka Sari yang akibatkan 1 ABK warga Desa teluk, pandeglang tewas dan 4 selamat oleh tongkang pada Jum'at 12/09/2025, kisaran di perairan Pasauran dan perairan Gunung Krakatau belum terungkap dan masih menjadi misteri.
Dalam keterangan sumber, terjadinya kecelakaan laut yang melibatkan kapal nelayan dan tongkang tersebut masuk di garis wilayah kewenangan KSOP Merak, Kota Cilegon, Propinsi Banten.
Sebelumnya, pihak dari berbagai instasi kelautan dan Nelayan sendiri terus melakukan kordinasi pencarian 1 ABK yang hilang. Tim dari berbagai lembaga juga berjibaku mencari korban nelayan ABK KM.Cempaka Sari yang hilang.
Dari Kesyahbandaran UPP kelas III Labuhan, Dinas KPPP Teluk, Polairud, Basarnas, Sar, dan para Nelayan.
Dalam penuturan para Nelayan yang selamat, saat kapal KM. Cempaka Sari berlayar menangkap ikan di tengah perbatasan antara Gunung Krakatau dan perairan laut Pasauran. Saat malam kejadian, malam Jum'at, penerangan lampu yang sangat minim. Sehingga menjadi musibah bagi 5 ABK yang mencari ikan," memang malam itu saat kami mencari ikan, cuaca sangat gelap gulita, dan penerangan di kapal kami sangat terbatas," ungkap Suja'i Nahkoda kapal KM. Cempaka Sari Nelayan Teluk
Tanpa di sadari, sebuah tongkang kapal, di duga menabrak kapalnya," kami terkejut saat itu pak, kapal kami terkena benturan yang sangat keras. Sehingga kami terpental dari kapal kami," tuturnya.
Dengan di bantu blong (Drum ikan), 4 dari 5 Nelayan tersebut bersandar sambil berpegangan erat di atas blong," dengan rasa panik, mungkin tuhan masih berikan perlindungan kepada kami, sehingga blong ikan menjadi pegangan kami di laut sebagai alat bantu. Namun kami tidak melihat kawan kami yang satu lagi," terangnya.
Mengapung beberapa jam kami di tengah laut, sambil mencari tahu temannya yang satu. Dan akhirnya ada Nelayan dari arah jauh melintas ke tepi para nelayan yang terapung tersebut," saat itu, kami merasa lega, dengan melihat sebuah kapal lain dari jauh akan melintasi kami, dan kami tertolong oleh kapal nelayan lain," jelasnya.
Na'as 1 rekan dari 5 ABK tersebut tak terlihat wujudnya," kami panik merasa kehilangan rekan kami yang bernama Casmito, tidak nampak/tidak terlihat. Dan kami juga sempat mencari bersama kapal yang kami tumpangi," masih tuturnya.
Pada akhirnya, melihat para ABK yang lainya terluka, Kapal nelayan tersebut beranjak jalan untuk menepi, mengantar ABK yang terluka," akhirnya kami beranjak untuk menepi, melihat yang lain pada terluka akibat benturan kapal," ungkapnya.
Saat wartawan menanyakan kapal yang membantunya, Suja'i juga mengatakan," kapal nelayan yang bantu kami itu, berasal dari Gardan Panimbang, bukan kapal nelayan dari Gardan Kami," jelasnya juga.
Pada hari Jum'at, para nelayan tersebut juga menceritakan kepada masyarakat. Dan pada khirnya para Nelayan bersama mencari 1 ABK kapal KM. Nanjung Sari yang hilang entah kemana.
Kabar hilangnya 1 ABK nelayan tersebut akhirnya terdengar oleh instansi KPPP Teluk Dan kementerian perhubungan UPP kelas III Labuhan.
Dan dengan bergerak cepat pihaknya berkomunikasi dengan pihak Polairud, TNI AL, guna pencarian ABK yang hilang.
Sudah berjalan 2 hari pencarian, ABK yang bernama Casmito, tak kunjung di temukan. Dan pada hari berikutnya, tersiar kabar ada penemuan mayat di Sumatra tepatnya di pesisir laut Kalianda Lampung. Sosok mayat berjenis kelamin laki laki ditemukan, dan pada akhirnya para masyarakat nelayan menduga jika itu adalah jenazah korban bernama Casmito," kami menerima kabar dari media sosial, tentang penemuan mayat oleh masyarakat Lampung, nah kami menduga jika itu adalah masyarakat nelayan kami yang bernama Casmito," ungkap Carudi selaku manajer tempat pelelangan ikan di teluk.
Saat itu juga keluarga korban dan para nelayan serta di dampingi pemerintah Desa Teluk, beranjak ke Sumatra, dan sesampainya disana pihaknya di terima oleh Basarnas dan aparat kepolisian Polres Lampung. Dan jenazah akhirnya di kenali dengan ciri yang tak jauh dari korban. (RC/Red)